Wisata Edukasi di Monumen Bambu Runcing Surabaya
by Atap Rasa
Penyebutan Kota Surabaya sebagai kota Pahlawan memang bukan tanpa sebab. Ketika ditelisik lebih dalam, ibu kota provinsi Jawa Timur ini memiliki banyak catatan sejarah yang patut dikenang oleh rakyat jalan modern saat ini guna menghargai dan mencontoh perjuangan para pahlawan di masa lalu, baik saat meraih kemerdekaan dan juga mempertahankannya.
Ada banyak tempat yang bersejarah di area kota terbesar kedua di tanah air ini. Sebut saja Hotel Majapahit yang dulunya disebut dengan Hotel Yamato yang sangat dikenal dengan peristiwa penyobekan bendera Belanda. Ada juga Monumen Pers Perjuangan Surabaya yang menjadi tempat untuk mengenang bagaimana perkembangan dunia pers yang ada di Surabaya.
Satu tempat lain yang juga layak dijadikan sebagai tempat sakral untuk mengenang perjuangan para pahlawan adalah monumen bambu runcing. Monumen Bambu Runcing ini terletak di Jalan Sudirman yang berada di jantung Kota Surabaya. Sehingga lokasi monumen dapat dengan mudah dijangkau oleh siapapun juga. Di sekitar monumen juga terdapat beberapa lokasi strategis yang ada di Surabaya, misalnya Embong Ploso dan juga Embong Sawo. Untuk mencapai lokasi ini dari terminal Bungurasih, cukup dengan naik bis dan kemudian akan menghantarkan anda ke lokasi monumen bersejarah di Kota Pahlawan ini.
Monumen Bambu Runcing
Dalam perjuangan melawan penjajah Belanda, satu alat perang yang sangat dikenal dan dipercaya mampu menghantarkan kemerdekaan di tangan para pahlawan adalah Bambu runcing. Inilah senjata tradisional yang dipakai oleh tentara Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda di tanah air.
Termasuk juga perjuangan dalam peperangan yang terjadi pada tanggal 10 November tahun 1945. Dalam peperangan tersebut, senjata utama yang digunakan oleh para prajurit adalah bambu runcing ini. Sedangkan senjata penjajah Belanda sudah modern dan secara logika keberadaan bambu runcing ini tidak akan pernah mampu mengalahkan senjata modern yang dimiliki oleh tentara Belanda. Namun, hal ini tak sedikit pun menyulutkan semangat para prajurit dan pejuang tanah air.
Disebut sebagai bambu runcing karena senjata ini dibuat dari sebilah bambu yang dipotong dan diruncingkan pada bagian depannya. Tujuan peruncingan ini adalah agar bambu yang dipakai untuk alat ini dapat digunakan untuk menusuk musuh yang sedang dihadapi. Munculnya penggunaan bambu sebagai senjaga perang tentu saja karena pada waktu itu, tentara Indonesia dan rakyat Indonesia secara keseluruhan memiliki keterbatasan dalam pemilikan senjata modern. Namun hal ini tak mengecilkan semangat untuk memenangkan pertempuran.
Monumen Bambu Runcing ini terletak tepat di jantung Kota Surabaya. Sehingga, jalan di sekeliling monumen ini merupakan jalan dengan lalu lintas yang sangat ramai, yaitu berada di Jalan panglima Sudirman. Ada beberapa tempat terkenal lain yang berada di sekeliling monumen bersejarah ini, sebut saja Kebun Binatang Surabaya, Taman Bungkul dan juga Monumen Kapal Selam.
Layaknya bambu runcing, monumen ini pun dibangun dengan mencontoh arsitektur asli bambu runcing itu sendiri. Sehingga penampilan monumen ini terdiri atas lima pilar dengan tinggi yang tak sama dan setiap pilar dibentuk layaknya bentuk bambu runcing.
Di sekeliling monumen bambu runcing juga dibangunlah semua taman yang indah dengan rerumputan dan juga aneka jenis bunga. Ada pula air mancur yang semakin menambah keindahan pemandangan yang menyertai monumen ini. Seperti halnya Taman Bungkul Surabaya yang pernah meraih penghargaan dari PBB, taman disekitar monumen ini terawat dengan baik.
Monumen Bambu Runcing, Tempat Wisata Edukasi
Seiring perkembangan jaman, monumen Bambu Runcing ini pun berkembang menjadi salah satu ikon pariwisata bersejarah yang ada di Surabaya. Monumen ini dijadikan sebagai area wisata sejarah yang syarat akan nilai-nilai perjuangan.
Area lokasi monumen dapat dijadikan sebagai bukti nyata sejarah yang dapat diberitahukan kepada generasi muda saat ini. Agar mereka lebih menghargai perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan, kemudian mereka pun memiliki semangat yang lebih berkobar untuk mengisi dan tak menyia-nyiakan kemerdekaan yang telah diperjuangan mereka.
Misalnya, dengan mengajak anak-anak jalan-jalan pagi di area lokasi monumen sembari menjelaskan filosofi pembuatan bangunan monumen, tentu akan lebih membekas dalam diri anak tentang apa yang dinamakan dengan perjuangan. Para pahlawan rela mengorbankan apa yang mereka miliki baik raga, harta dan juga nyawa untuk meraih kemerdekaan, tentu kita sebagai generasi muda tidaklah layak untuk sedikitpun terlena dan kemudian menyia-nyiakan kemerdekaan tersebut.
Pada malam hari, di sekitar monumen ini akan dinyalakan aneka lampu hias yang menerangi lokasi monumen. Juga terdapat sejumlah lampu yang bersinar dengan sangat indah di tempat monumen bambu runcing ini. Pemandangan ini tentu mampu menciptakan suasana yang sangat indah dan sacral. Inilah momen yang tepat untuk lebih mendekatkan diri dengan semangat perjuangan para pahlawan terdahulu. Selain mengandung nilai edukasi sejarah, lokasi monumen tetap memiliki keindangan dalam sisi pemandangannya yang menjadi daya tarik tersendiri, terutama untuk kalangan generasi muda.
Recommended Posts
Oleh-Oleh Tradisi Khas Orang Indonesia
28 Maret 2019