Jembatan Merah Surabaya Jaman Dulu Dan Sekarang
by Atap Rasa
Daftar isi
Jembatan Merah Saksi Sejarah Yang Berubah Menjadi Wisata Sejarah
Memang tak bisa dipungkiri bahwa Surabaya menjadi kota yang dipenuhi dengan rentetan peristiwa sejarah di masa lampau. Tak ayal, Surabaya memang sesuai dengan julukannya sebagai Kota Pahlawan. Banyaknya peristiwa sejarah yang telah terjadi di kota ini juga turut meninggalkan beragam saksi dan bukti sejarah, salah satunya adalah Jembatan Merah.
Jembatan Merah Surabaya ini berada di Jalan Kembang Jepun daerah Nyamplungan, Pabean Cantian. Menjadi satu jembatan bersejarah dari beberapa jembatan lain yang ada di kota Pahlawan ini. Selain itu, jembatan inilah yang identik dengan warna merah pada setiap rangkanya, karena memang untuk lebih menekankan pada nama yang telah melekat di dalamnya, yaitu Jembatan Merah.
Jembatan Merah Surabaya di Masa Lampau
Jembatan Merah merupakan karya yang telah dibuat beratus-ratus tahun yang lalu. Pembangunan jembatan ini berdasarkan pada kesepakatan yang telah dibuat oleh Pakubowono II dari Mataram dan VOC pada tahun 1743.
Pada masa pendudukan VOC di Surabaya, jembatan Merah ini menjadi bagian vital yang ada di jantung kota. Di kawasan jembatan Merah ini, pembangunan dilakukan secara terus-menerus sampai menjadikannya sebagai satu kawasan yang ramai. Banyak kapal layar yang bersandar di sekitaran jembatan ini.
Jembatan Merah ini menghubungkan dua bagian yaitu bagian barat dan bagian timur. Bagian barat dari Jembatan Merah merupakan area yang banyak dipenuhi oleh pedagang besar dari Eropa. Selain itu, juga banyak ditemukan maskapai dan sejumlah bank untuk mengoperasikan bisnisnya.
Sedangkan, di kawasan timur Jembatan Merah lebih diperuntukan sebagai kawasan elit untuk beberapa etnis tertentu, misalnya Tionghoa, Arab dan juga Melayu. Dinamakan sebagai kawasan elit karena daerah Jembatan Merah ini dipercaya mampu memberikan keuntungan yang besar bagi para pengusaha asing di sana.
Untuk mengawasi keberadaan jembatan Merah ini, dibangunlah gedung Karesidenan Surabaya tepat pada bagian ujung barat jembatan. Hal ini bertujuan agar memudahkan pada pengawasan dan pengontrolan kebersihan, keamanan dan juga ketertiban wilayah tersebut.
Dalam masa revolusi perjuangan bangsa Indonesia, Jembatan Merah ini menjadi saksi bisu akan kematian para pejuang dan juga dari pihak tentara Belanda. Ada beberapa peristiwa sejarah yang menjadikan Jembatan Merah ini sebagai saksi bisunya. Misalnya, pada keberhasilan tentara Belanda menduduki dan menguasai gedung Internationale Crediet en Venering Rotterdam. Dalam peristiwa ini terbunuhlah beberapa tentara belanda dan juga pejuang asli Surabaya. Di Jembatan Merah inilah Brigadir Jenderal Mallaby seorang pemimpin pasukan Inggris tewas dalam baku tembak dengan pejuang Indonesia, tepatnya tanggal 30 Oktober 1945. Hal inilah yang memicu pecahnya peristiwa pertempuran 10 November, pertarungan arek Suroboyo melawan tentara sekutu dan NICA – Belanda yang berkeinginan menguasai kembali kota Surabaya ini, Jembatan Merah turut menjadi saksi dari setiap darah yang ditumpahkan dalam usaha untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah berhasil diraih rakyat Indonesia pada saat itu.
Jembatan Merah Sekarang, Wisata Sejarah Surabaya
Seiring dengan bertambahnya usia Jembatan Merah ini, tentu saja jembatan yang pada awalnya dibuat dari kayu ini mengalami berbagai macam kekeroposan dan juga kerusakan di sana sini. Untuk menjaga jembatan Merah dengan sebagai bentuk nilai dan bukti sejarah yang telah dimilikinya, jembatan merah pun diperbaiki dengan perubahan pada bahan dasarnya, yaitu dari kayu menjadi besi. Hal ini terjadi pada sekitar tahun 1980-an.
Sejatinya, keberadaan jembatan ini memiliki kesamaan dengan sejumlah jembatan lain yang ada di Surabaya. Hanya saja, warna jembatan yang dibuat mencolok dengan dominan warna merah inilah yang membuat perbedaan dari jembatan ini.
Pemberian warna memang juga dapat dimaknai sebagai upaya agar generasi muda saat ini selalu menghargai dan mencontoh perjuangan para pendahulunya dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan untuk bangsa dan tanah air ini.
Selain dari penampilan jembatan Merah itu sendiri, beberapa perubahan juga dapat dilihat dari sejumlah gedung peninggalan Belanda yang ada di sekeliling jembatan ini. Beberapa gedung peninggalan Belanda ini sudah beralih fungsi sebagai bank, hotel, pertokoan dan bahkan ada yang sempat menjadi pabrik rokok yang kemudian berubah menjadi museum, yaitu House Of Sampoerna.
Jembatan Merah pun kita berkembang tak hanya sebagai satu jalur transportasi. Layaknya kebanyakan jembatan yang ada, Jembatan Merah ini juga berfungsi untuk menghubungkan dua wilayah yang terpisah oleh satu kawasan perairan. Jembatan Merah Surabaya ini juga menghubungkan bagian timur dan bagian barat.
Selain sebagai sarana transportasi, Jembatan Merah pun berkembang menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang kerap dikunjungi. Jika suka berbelanja, disana ada Jembatan Merah Plaza yang siap memanjakan energi shopping mu. Kawasan disekitar jembatan ini sering dijadikan sebagai spot selfie maupun foto pre-wedding yang cukup mampu menghasilkan foto yang bagus bernuasa klasik. Para fotografer kota Surabaya tentunya sangat akrab dengan spot-spot di kawasan ini. Ayo kamu kapan foto pre-wedding nya, jangan cuma selfie melulu.. wkwkwkw (becanda).
Tentu saja, sembari berselfi ria di atas Jembatan Merah Surabaya ini, siapa pun diharapkan dapat mengenang bagaimana tentara Indonesia pada jaman dahulu berjuang dengan mengorbankan apapun yang mereka miliki, baik harta, jiwa, keluarga dan yang lainnya demi meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Semangat inilah yang patut untuk selalu dikenang dan diresapi serta dijadikan sebagai penyemangat untuk mengisi kemerdekaan dengan segala bentuk usaha dan kontribusi untuk negara dan tanah air. – #BanggaSurabaya –
Recommended Posts
Oleh-Oleh Tradisi Khas Orang Indonesia
28 Maret 2019
pengen liat langsung jembatan merah